Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Follow Budayakan membaca sebelum bertanya, malu bertanya sesat di jalan

Tenaga Eksogen

Setelah kalian belajar tentang tentang tenaga endogen, selanjutnya kalian akan belajar tentang tenaga eksogen. Pernahkah kalian melihat fenomena erosi yang terjadi di daerah aliran sungai? erosi merupakan salah satu contoh aktivitas dari tenaga eksogen. Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari permukaan bumi, yaitu pelapukan, erosi, dan sedimentasi. 

Berikut penjelasannya:

1. Pelapukan

Pelapukan merupakan proses penghancuran massa batuan pembentuk litosfer menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Berdasarkan prosesnya, secara umum pelapukan dibedakan menjadi dua macam, yaitu pelapukan mekanik, pelapukan kimiawi, dan pelapukan organik/biologis. Untuk lebih jelasnya, dijelaskan sebagai berikut:

a) Pelapukan Mekanik

Pelapukan mekanik adalah proses penghancuran batuan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil tanpa mengubah struktur kimianya. Pelapukan mekanik dinamakan pula pelapukan fisika atau desintegrasi. Jenis pelapukan ini dapat terjadi karena hal-hal berikut.

1) Perubahan Suhu secara Tiba-Tiba

Gejala perubahan suhu secara tiba-tiba sering terjadi di daerah iklim kering atau gurun. Pada siang hari, suhu udara sangat tinggi akibat intensitas penyinaran matahari yang kuat, akibatnya massa batuan mengalami pemuaian. Pada malam hari suhu menjadi sangat rendah bahkan di bawah titik beku, sehingga batuan mengalami pengerutan secara tiba-tiba. Proses pemuaian dan pengerutan ini terus-menerus berlangsung. Akibatnya, bongkahbatuan dapat pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

2) Pembekuan Air Menjadi Kristal-kristal Es pada Celah Batuan

Proses ini banyak terjadi di daerah iklim dingin atau di gurun. Pada waktu hujan, titik-titik air dapat masuk ke celah-celah atau retakan batuan. Pada malam hari saat udara menjadi sangat dingin, air di celah batuan tersebut membeku menjadi kristal es. Akibat adanya gejala anomali air, yaitu pada saat membeku, volumenya meningkat sekitar 0,6 m dan massa es tersebut akan menekan celah-celah batuan. Proses penekanan itu dapat memecahkan massa batuan.

3) Kegiatan Organisme (Makhluk Hidup)

Proses pelapukan oleh makhluk hidup dapat berupa penembusan akar tetumbuhan ke celah-celah batuan ataupun kegiatan mikro organisme, seperti cacing, jamur, dan bakteri di dalam tanah.

4) Pergerakan Air

Pergerakan air juga dapat menyebabkan batuan yang dilaluinya pecah atau batuan yang dibawanya menjadi hancuran yang lebih kecil. Contoh batu kerikil yang diangkut air sungai, sudut batuannya yang semula tajam menjadi bulat.

5) Pergerakan Air Laut

Gelombang laut yang menghempas pantai merusakan batuanyang ada di pantai.

6) Pergerakan Gletser

Gletser yang bergerak lambat menggerus material batuan yang dilaluinya.

b) Pelapukan Kimiawi

Pelapukan kimiawi atau dekomposisi adalah proses penghancuran massa batuan yang disertai dengan perubahan struktur kimianya. Pada gejala dekomposisi terjadi reaksi kimia antara massa batuan dengan zat pelapuk, seperti air, karbon dioksida, atau oksigen.

Secara umum, pelapukan dibedakan menjadi proses oksidasi, hidrasi (hidrolisa), dan karbonasi. Proses oksidasi merupakan reaksi kimiawi antara mineral batuan dan oksigen dan air sebagai zat pelarut. Gejala ini sangat jelas terlihat pada proses pelapukan batuan yang banyak mengandung unsur besi.

c) Pelapukan Organis

Pelapukan organis adalah proses penghancuran massa batuan dengan bantuan organisme makhluk hidup dan tumbuhan. Pada umumnya, pelapukan organis dipengaruhi oleh:

1) membusuknya sisa tumuhan dapat membentuk asam gambut yang berakibat rusaknya batuan tersebut;

2) pengrusakan batuan oleh binatang-binatang kecil di dalam tanah:

3) pengrusakan batuan oleh aktivitas manusia dengan segala peralatannya baik alat tradisional maupun mekanik.

 

2. Pengikisan (erosi)

Pengikisan atau erosi adalah proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara alami dari satu tempat ke tempat lain oleh suatu tenaga yang bergerak di atas permukaan bumi. Ada empat jenis erosi bila dilihat dari zat pelarutnya, yaitu sebagai berikut.

a) Ablasi

Ablasi adalah erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir. Air yang mengalir menimbulkan banyak gesekan terhadap tanah yang dilaluinya. Gesekan akan semakin besar jika kecepatan dan jumlah air semakin besar. Kecepatan air juga akan semakin besar jika gradien (kemiringan) lahan juga besar. Gesekan antara air dengan tanah atau batuan di dasar sungai dan gesekan antara benda benda padat yang terangkat air oleh tanah atau batuan di bawahnya dapat menyebabkan terjadinya pengikisan. Pengikisan oleh air sungai yang terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan terbentuk v, jurang atau ngarai,aliran deras, dan air terjun.

Erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir dibagi dalam beberapa tingkatan, sesuai dengan tingkatan kerusakannya, yaitu sebagai berikut,

1) Erosi percik (Splash Erosion)

Erosi percik yaitu proses pengikisan yang terjadi oleh percikan air. Percikantersebut berupa partikel tanah dalam jumlah yang kecil dan diendapkan di tempat lain.

2) Erosi lembar (Sheet Erosion)

Erosi lembar yaitu proses pengikisan tanah yang tebalnya sama ataumerata dalam suatu permukaan tanah.

3) Erosi alur (Rill Erosion)

Erosi alur terjadi karena air yang mengalir berkumpul dalam suatu cekungan,sehingga di cekungan tersebut terjadi erosi tanah yang lebih besar. Aluralur akibat erosi dapat dihilangkan dengan cara pengolahan tanah biasa.

4) Erosi parit (Gully Erosion)

Proses terjadinya erosi parit sama halnya dengan erosi alur, tetapi saluransaluranyang terbentuk telah dalam, sehingga tidak dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa.

b) Abrasi

Abrasi yaitu erosi yang disebabkan oleh air laut sebagai hasil dari erosi marine. Tinggi rendahnya erosi akibat air laut dipengaruhi oleh besar kecilnya kekuatan gelombang. Erosi oleh air laut merupakan pengikisan di pantai oleh pukulan gelombang laut yang terjadi secara terus-menerus terhadap dinding pantai. Bentang alam yang diakibatkan oleh erosi air laut, antara lain cliff (tebing terjal), notch (takik), gua di pantai, wave cut platform (punggungan yang terpotong gelombang), tanjung, dan teluk.

c) Eksarasi

Eksarasi yaitu erosi yang disebabkan oleh hasil pengerjaan es. Jenis erosi ini hanya terjadi pada daerah yang memiliki musim salju atau di daerah pegunungan tinggi. Proses terjadinya erosi, diawali oleh turunnya salju di suatu lembah pada lereng atau perbukitan. Lama kelamaan salju tersebut akan menumpuk pada lembah, sehingga menjadi padat dan terbentuklah massa es yang berat. Berkat gaya gravitasi, massa es tersebut akan merayap menuruni lereng pegunungan atau perbukitan.

d) Deflasi

Deflasi yaitu erosi yang disebabkan oleh tenaga angin. Pada awalnya angin hanya menerbangkan pasir dan debu, tetapi kedua benda tersebut dijadikan senjata untuk menghantam batuan yang lebih besar, sehingga akan mengikis batuan tersebut.

3. Masswasting


Masswasting adalah pemindahan massa batuan atau tanah karena gaya berat. Masswasting dinamakan pula gerakan tanah. Bentuk-bentuk gerakan tanah yang biasa kita jumpai antara lain sebagai berikut:

a) tanah longsor (land slide);

b) tanah amblas atau ambruk (subsidence);

c) tanah nendat (slumping), yaitu proses longsoran tanah yang erakan nya terputus-putus sehingga hasil memperlihatkan bentukan seperti teras;

d) tanah mengalir (earth flow), yaitu gerakan tanah yang jenuh oleh air pada lereng-lereng yang landai;

e) lumpur mengalir (mud flow), yaitu sejenis tanah mengalir namun kadar airnya lebih tinggi;

f) rayapan tanah (soil creep), yaitu gerakan tanah yang sangat lambat pada lereng yang landai.


4. Sedimentasi


Proses terakhir dari aktivitas eksogenik adalah pengendapan massa batuan atau tanah di suatu tempat setelah mengalami erosi dan transportasi. Proses ini dikenal dengan sedimentasi, baik terjadi di wilayah darat maupun perairan, seperti danau, sungai dan sekitar pantai. Sedimentasi dapat terjadi jika massa zat yang mengangkut batuan atau tanah mengalami penurunan kecepatan atau bahkan berhenti sama sekali.

Berdasarkan zat pengangkutnya, proses pengendapan dibedakan atas sedimentasi fluvial, eolin, dan marin.

a) Sedimentasi Fluvial

Sedimetasi fluvial adalah proses pengendapan materi-materi yang diangkut oleh air sepanjang aliran sungai. Wilayah-wilayah yang biasa menjadi tempat pengendapan antara lain di dasar badan sungai, pinggir sungai, danau, atau muara.

Proses pengendapan yang terjadi di sepanjang aliran sungaimemperlihatkan sifat yang khas, yaitu perbedaan butiran secara horizontal. Pada bagian hulu sungai, batuan yang diendapkan adalahbongkah-bongkah ukuran besar. Semakin ke hilir, semakin kecil ukuran butiran batuan yang diendapkan. Bahkan di daerah muara,material yang diendapkan biasanya berupa pasir halus dan lumpur.

Bentukan-bentukan alam yang sering kita jumpai sebagai hasil sedimentasi fluvial antara lain sebagai berikut.

1) Delta.

Endapan di muara sungai baik sungai yang bermuara ke danau ataupun laut. Delta dapat terbentuk jika material yang diendapkan cukup banyak, serta arus air tidak terlalu cepat. Berdasarkan bentuknya, kita mengenal beberapa macam delta, yaitu delta runcing, cembung, pengisi estuarium, dan delta berbentuk kaki burung.

2) Bantaran sungai.

Dataran yang terdapat di tengah-tengahbadan sungai atau pada kelokan dalam sungai sebagai hasilpengendapan. Bantaran sungai dapat dijumpai di daerah hilir sungai yang arusnya sangat lambat.

3) Kipas aluvial.

Endapan pasir yang terangkut oleh gerakan air mengalir yang biasa dijumpai di lereng bawah perbukitan.

b) Sedimentasi Eolin.

Sedimentasi eolin adalah proses pengendapan material yang dibawa oleh angin. Proses pengendapan ini banyak terjadi diwilayah gurun. Bentang alam yang sering kali kita jumpai sebagai akibat sedimentasi angin antara lain guguk pasir (sand dunes), yaitu gundukan pasir yang terdapat di wilayah gurun atau di pantai.

Bentuk dan ukuran sand dunes bermacam-macam. Ada yangberukuran kecil, namun ada pula yang sangat besar menyerupai bukit pasir. Dilihat dari dari bentuknya, kita mengenal guguk pasir yang menyerupai bulan sabit yang dinamakan Barchan, dan memanjang menyerupai punggung paus (Whale Back). Di negara kita, sand dunes dalam ukuran cukup besar banyak kita jumpai di pantai Parang Tritis (Yogyakarta) dan Pameungpeuk (Jawa Barat).

c) Sedimentasi Marin

Material hasil abrasi biasanya diangkut dan diendapkan di sepanjang pantai. Proses pengendapan semacam ini dinamakan sedimentasi marin. Hamparan pasir dan kerikil di sepanjang pantai merupakan salah satu hasil sedimentasi marin.

Secara lebih khusus, bentukan alam yang biasa kita jumpai akibat sedimentasi marin adalah sebagai berikut.

1) Beach. Timbunan puing-puing batu karang yang terdapat di sekitar cliff sebagai akibat pemecahan gelombang.

2) Bar. Yaitu gosong pasir di pantai yang arahnya memanjangsebagai hasil proses pengerjaan air laut.

3) spit merupakan endapan material sedimen lautdi bagian ujung tanjung

4) Tombolo. Gosong pasir yang menghubungkan suatu pulaukarang (atol) dengan pulau utama.

Posting Komentar untuk "Tenaga Eksogen"