Peta, Penginderaan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis
a. Peta
Ketika kalian di bangku SD dan SMP tentu sudah pernah belajar tentang peta dan pernah membuat peta. Menurut kalian apa manfaat dari peta? Kalian yang mungkin terkoneksi dengan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) sudah sering membagikan posisi kalian melalui berbagai aplikasi daring. Termasuk ketika hendak bepergian, kalian akan mengecek dahulu melalui aplikasi peta daring untuk memandu perjalanan agar tidak tersesat atau terjebak macet. Termasuk kalian dapat memperkirakan waktu tempuh dengan berbagai pilihan moda transportasi dari aplikasi peta daring sehingga memberikan pilihan bagi kalian untuk memutuskan kendaraan yang akan kalian gunakan.
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, studi geografi berkaitan wilayah, lokasi, dan ruang, sehingga peta menjadi bagian penting bagi geografer. Pengetahuan tentang informasi di peta memungkinkan kita untuk membaca dan menafsirkannya dengan benar. Peta berdasarkan KBBI adalah gambar atau lukisan pada kertas dan sebagainya yang menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung, dan sebagainya; atau representasi melalui gambar dari suatu daerah yang menyatakan sifat, seperti batas daerah, sifat permukaan; denah.
Secara geografis peta dipahami sebagai representasi dan gambaran pada bidang datar mengenai sebagian hal-hal yang ada di permukaan bumi yang digambar dengan skala tertentu dan metode perbandingan tertentu. Sebagai gambar dan representasi sebagian fitur permukaan bumi, maka peta menyajikan informasi geografis mengenai kenampakan alam dan budaya yaitu batas wilayah, perkampungan, kota, jalan, sungai, laut, rawa, gunung, pegunungan, danau, dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari dan teknik membuat peta secara khusus adalah kartografi.
Terdapat berbagai jenis peta yang dibuat sesuai dengan tujuannya. Misalnya jenis peta umum dan peta tematik. Kalian dapat mencari informasi sebanyak mungkin tentang jenis-jenis peta serta manfaat peta dalam kehidupan sehari-hari manusia dari berbagai sumber. Selain itu juga terdapat berbagai bentuk peta, menurut Waluyo (2015) terdapat dua bentuk peta yaitu peta dua dimensi dan peta tiga dimensi. Peta tiga dimensi contohnya prototipe relief permukaan bumi pada maket. Lalu berdasarkan tingkat keakuratan, Waluyo (2015) membagi jenis peta menjadi peta terresterial dan peta hasil penginderaan jauh melalui foto satelit.
Peta menjadi bagian sentral dari geografi karena peta berfungsi sebagai penunjuk lokasi satu wilayah, menginformasikan kondisi lingkungan suatu wilayah baik luas, jarak, kontur (ketinggian), bentuk permukaan bumi, dan potensi sumber daya alam. Melalui peta kita akan memperoleh berbagai informasi kondisi geografis dan penduduk suatu wilayah. Informasi yang disampaikan melalui peta juga terkait penataan ruang atau tata ruang suatu wilayah.
Gambar 4.21 Peta Daerah di DKI Jakarta |
Penataan ruang atau tata ruang berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Informasi tata ruang suatu wilayah diselenggarakan secara terpadu, selaras, keberlanjutan dan terbuka. Kalian dapat mengetahui informasi tata ruang suatu daerah, misalnya mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH). Sesuai ketentuan undang-undang, wilayah suatu kota harus memiliki RTH sebanyak 30% dari luasan wilayah yang dipergunakan untuk taman kota, hutan kota, kawasan hijau di sekitar sungai, pemakaman, dan rel kereta api.
Penggunaan area untuk kepentingan umum luasannya 20% untuk perkantoran pemerintah, sekolah dan sektor publik lainnya. Sementara penggunaan area bagi kepentingan swasta, luasannya sebesar 10% untuk perkantoran swasta, kegiatan bisnis dan lain sebagainya. Kalian dapat mengakses informasi tata ruang wilayah secara daring maupun langsung melalui peta wilayah dan informasi rencana tata ruang. Yuks, amatilah tata ruang wilayah kalian!
b. Penginderaan Jauh
Perhatikan foto Satelit LAPAN 2 di bawah ini. Satelt yang dibuat oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) ini diluncurkan pada September 2015. Satelit LAPAN 2 maupun generasi sebelumnya satelit LAPAN-TUBSAT memiliki fungsi untuk melakukan pengamatan bumi, pengamatan kapal, dan komunikasi radio amatir. Dilansir dari website LAPAN, satelit LAPAN 2 yang berbobot 78 kilogram melintasi wilayah Indonesia sebanyak 14 kali dalam sehari. Teknologi dari satelit LAPAN dapat merekam peristiwa di muka bumi Indonesia apabila terjadi banjir, gunung Meletus, kebakaran hutan, tanah longsor serta pergerakan kapal dan pesawat. Bahkan ketika terjadi bencana banjir di daerah Luwu Utara Bulan Juli 2020, pemetaan dari satelit berguna untuk menyajikan data mengenai daerah yang terdampak banjir.
|
Gambar 4.23 Peta citra satelit daerah terdampak banjir Sumber: lapan.go.id |
Perhatikan peta citra satelit di atas, bisakah kalian melihat perbedaan dari dua gambar yang disajikan? Menurut kalian, apa kegunaan dari peta citra satelit?
Contoh di atas merupakan salah satu hasil dari penginderaan jauh. Penginderaan jauh atau remote sensing menurut Lelisand, dkk. (2014) adalah ilmu dan seni untuk mengetahui tentang obyek, daerah, dan gejala melalui analisis data yang diperoleh melalui alat dan tanpa kontak langsung (Somantri, 2009: 1).
Komponen dari sistem penginderaan jauh berdasarkan Somantri (2009) adalah sumber tenaga, atmosfer, obyek penginderaan jauh, sensor (alat yang menerima pantulan spektrum elektromagnetik), detektor (alat perekam), dan wahana (satelit, pesawat terbang, pesawat ulang alik). Secara sederhana sistem penginderaan jarak jauh dapat diilustrasikan dengan gambar berikut:
Gambar 4.24 Sistem penginderaan jarak jauh |
Berdasarkan ilustrasi gambar di atas, kalian dapat memahami cara kerja antarkomponen dalam sistem penginderaan jauh. Adapun hasil dari penginderaan jauh setelah data diterima dan diolah maka hasilnya adalah:
• Citra foto berupa potret obyek di permukaan bumi. Berdasarkan spektrumnya dan kondisi daerah yang tertutup awan berdapat berbagai macam citra foto yaitu citra foto konvensional (pankromatik), citra foto inframerah, citra foto ultraviolet, dan citra foto ortokromatik. Wahana yang digunakan dari citra foto adalah pesawat terbang. Perhatikan contoh hasil dari citra foto di bawah ini.
Gambar 4.25
|
• Citra nonfoto adalah hasil penginderaan jauh yang tidak menggunakan sensor kamera tetapi sensor, gelombang elektromagnetik dan wahana. Beberapa wahana yang dipakai adalah satelit, seperti contoh adalah satelit LAPAN 2 milik Indonesia, satelit Landsat 8 NASA (National Aeronautics and Space Administration) milik Amerika Serikat. Perhatikan contoh dari hasil citra nonfoto di bawah ini!
Gambar 4.26 Citra Death Valley, California, dengan polarimetri dilihat dari instrumen radar
|
Setelah kalian belajar tentang penginderaan jauh, manfaatnya bagi manusia adalah:
• Memberikan informasi tentang kondisi permukaan bumi
• Menggambarkan bentuk muka bumi yaitu bentang alam (relief), termasuk daerah cekungan.
• Membantu untuk melakukan tindakan antisipasi dan preventif tentang kondisi permukaan bumi yang berpotensi terjadi bencana, sehingga pemangku kebijakan dapat memutuskan tindakan yang terbaik.
c. Integrasi Teknologi: Sistem Informasi Geografis (SIG)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rusli, dkk (2015), sistem informasi geografis dipahami sebagai sistem informasi khusus yang mengelola data terkait berbagai informasi spasial (wilayah). SIG diujicoba penerapannya melalui sistem aplikasi berbasis web di Kota Palembang. Sistem tersebut digunakan untuk membantu wisatawan yang mengunjungi Kota Palembang agar dapat menemukan dengan mudah berbagai fasilitas umum misalnya rumah sakit, kantor polisi, tempat ibadah dan tempat makan. Wisatawan cukup mengunduh aplikasi di ponsel mereka untuk mengakses berbagai informasi tersebut.
Ketika membaca ilustrasi cerita di atas, informasi apa yang menurut kalian menarik? Saat ini, kecanggihan teknologi sudah mampu mengintegrasikan bermacam informasi mengenai posisi dan wilayah. Apakah integrasi teknologi semacam ini sangat membantu bagi kalian? Berbagai pertanyaan tersebut akan mengarahkan kalian untuk belajar tentang SIG. Masyarakat yang dinamis juga mendorong perkembangan ilmu geografi. Sistem informasi geografi menurut Puntodewo, dkk. (2003:8): “suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumber daya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis”
Lalu SIG berdasarkan kamus modern geografi (2001: 110) adalah: “Penyimpanan data geografis yang disimpan dalam bentuk digital di komputer. Didukung dengan kapasitas komputer modern sehingga jumlah informasi yang disimpan sangat banyak. Data tersebut diperbarui dan dianalisis. Perkembangan SIG sangat terkait dengan penginderaan jauh, yang terus-menerus memberikan informasi baru tentang permukaan bumi dan planet lain.”
Secara sederhana, SIG dapat dipahami sebagai integrasi teknologi dan data spasial (wilayah) yang menghubungkan berbagai data lain untuk digabungkan, dipetakan, dan dianalisis. Melalui SIG, kita dapat mengetahui lokasi, kondisi suatu wilayah, trend, pola, dan permodelan. Sebagai sistem, SIG terdiri dari beberapa komponen yaitu perangkat keras (komputer), perangkat lunak (software), orang yang menjalankan, serta aplikasi sehingga dapat menghasilkan data geografis. Data-data tersebut berasal dari citra foto, citra nonfoto, peta, data pendukung lain, pengamatan, dan pengukuran lapangan untuk diolah menjadi sistem informasi geografis.
Gambar 4.27 Contoh aplikasi SIG |
Contoh dari produk SIG adalah data dan peta sumber daya alam, peta lahan kritis, peta tata guna lahan, peta curah hujan, peta perikanan, dan masih banyak lagi. Kalian dapat mencari informasi dari berbagai sumber tentang produk dari SIG.
Posting Komentar untuk "Peta, Penginderaan Jauh, dan Sistem Informasi Geografis"
Isilah komentar dengan bijak!