Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Follow Budayakan membaca sebelum bertanya, malu bertanya sesat di jalan

X 3.7 (C) Dinamika Perairan Darat

 A. Tujuan Pembelajaran

Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan Kalian bisa menganalisis dinamika perairan darat serta pengaruhnya terhadap kehidupan.

B. Uraian Materi

Para Siswa yang saya banggakan. Setelah mempelajari hidrologi dan dinamika perairan laut Kita sekarang mempelajarai bagian perairan yang ada di daratan. Simak materi berikut dengan seksama dan sungguh-sungguh. Saya yakin Kalian semua bisa memahami dengan baik.

I. Perairan Darat

Perairan darat adalah semua bentuk air yang terdapat di daratan. Air dapat berupa benda cair atau benda padat (es dan salju), sedangkan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia berwujud cair yaitu berupa air, baik air permukaan, air tanah, sungai, danau, dan sebagian air rawa.

Perbandingan antara banyaknya air yang meresap dan mengalir di permukaan, bergantung pada berbagai faktor, yaitu:

1) jumlah curah hujan yang jatuh;

2) kekuatan jatuhnya butiran air hujan di permukaan bumi;

3) lamanya curah hujan;

4) penutupan vegetasi di permukaan bumi;

5) derajat permeabilitas dan struktur bumi;

6) kemiringan topografi


1. Sungai

Sungai dapat didefinisikan sebagai massa air tawar yang mengalir secara alamiah mulai dari sumber air sampai ke muara. Sumber air sungai umumnya berasal dari mata air yang keluar dari dalam tanah melalui celah-celah atau retakan batuan. Selain dari resapan air hujan sumber air sungai dapat pula berupa pencairan es atau gletser. Adapun badan-badan air yang dapat berfungsi sebagai muara sungai antara lain laut, danau, atau sungai lain.

Pembagian wilayah sungai.

Berdasarkan letaknya, sungai dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitusebagai berikut.

a) Bagian Hulu, memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) arus sungai deras;

2) arah erosi ke dasar sungai (erosi vertikal);

3) lembahnya curam;

4) lembahnya berbentuk V;

5) kadang-kadang terdapat air terjun; dan

6) terdapat erosi mudik.

7) tidak terjadi pengendapan (sedimentasi).

8) terdapat batu-batu besar dan runcing.

b) Bagian Tengah, memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) arus air sungai tidak begitu deras;

2) erosi sungai mulai ke samping (erosi horizontal);

3) aliran sungai mulai berkelok-kelok; dan

4) mulai terjadi proses sedimentasi dan (pengendapan) karena kecepatan air mulai berkurang.

5) batu-batu bersudut bulat, dengan ukuran lebih kecil dari daerah hulu.

c) Bagian Hilir, memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) arus air sungai tenang;

2) terjadi banyak sedimentasi;

3) erosi ke arah samping (horizontal);

4) sungai berkelok-kelok (terjadi proses meandering);

5) terkadang ditemukan meander yang terpotong sehingga membentuk kali mati/danau tapal kuda (oxbow lake); dan

6) di bagian muara kadang-kadang terbentuk delta.

7) terdapat batu-batu kecil bersudut bulat.


Sungai juga dibedakan menjadi beberapa macam menurut kriteria-kriteria tertentu sebagai berikut.

a. Berdasarkan Asal atau sumber Airnya

1) Sungai yang Bersumber dari Mata Air

Sungai semacam ini biasanya terdapat di daerah yang mempunyai curah hujan sepanjang tahun dan alirannya tertutup vegetasi.

2) Sungai yang Bersumber dari Air Hujan

Sungai hujan yaitu sungai yang airnya bersumber dari air hujan. Sungai di Indonesia pada umumnya termasuk sungai jenis ini, sebab wilayah Indonesia beriklim tropis dan banyak turun hujan.

3) Sungai Gletser

Sungai gletser yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari pencairan es. Sungai jenis ini biasanya hanya terdapat di daerah dengan ketinggian di atas 5.000 m dari permukaan laut.

4) Sungai Campuran

Sungai campuran yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan dan pencairan es. Contoh sungai campuran di Indonesia adalah Sungai Memberamo dan Sungai Digul di Papua.

b. Menurut arah alirannya

Menurut arah alirannya sungai dapat dibedakan atas beberapa macam,yaitu sebagai berikut:

1) Sungai konsekuen, yaitu sungai yang alirannya searah dengan lerengnya.

2) Sungai insekuen yaitu sungai yang arah alirannya tidak teratur.

3) Sungai subsekuen yaitu anak sungai yang arah alirannya tegak lurus terhadap sungai konsekwen.

4) Sungai obsekuen yaitu anak sungai dari sungai subsekuen yang arahnya berlawanan dengan induk sungai konsekwen.

5) Sungai resekuen yaitu sungai subsekwen yang arahnya sejajar dengan induk sungai konsekwen.

Perhatikan gambar!


c. Berdasarkan debit dan volumenya

Menurut keadaan airnya, sungai dibagi menjadi sungai empat, yaitu:

1. Sungai permanen

Sungai permanen adalah sungai yang debit airnya tetap sepanjang tahun. Contoh sungai permanen adalah sungai-sungai yang ada di Kalimantan (Sungai Kapuas), Sumatra (Sungai Musi)

2. Sungai periodik/ sungai musiman

Sungai periodik adalah sungai yang apabila musim penghujan debit (jumlah) air nya banyak, namun saat kemarau debit airnya berkurang. Contoh sungai ini adalah sungai-sungai yang ada di Jawa, yakni Sungai Bengawan Solo, Sungai Progo, dan lain sebagainya.

3. Sungai episodik/ sungai intermitten

Sungai episodik merupakan sungai yang apabila musim penghujan airnya banyak, namun apabila musim kemarau, kering. Contohnya adalah Sungai Batanghari di Sumatra.

4. Sungai ephemeral

Sungai ephemeral merupakan sungai yang apabila musim pengujan ada airnya dalam jumlah yang sedikit.

d. Pola aliran sungai

1) Pola aliran dendritik

Sungai yang umum dijumpai. Daerah aliran sungainya luas, aliran sungai konsekuen, dan anak-anak sungainya mirip cabang atau akar pohon. Terbentuk pada daerah dengan kemiringan struktur batuan yang hampir horizontal dan memiliki tingkat resistensi batuan yang seragam.


2) Pola aliran trelis

Banyak ditemukan di daerah yang memiliki struktur perlipatan dan daerah pesisir. Pola trelis terbentuk di area bidang perlapisan yang tersingkap panjang dan sejajar. Pola ini menunjukkan desain geometris berbentuk persegi dari jaringan konsekuen dan anak-anak sungai. Anak-anak sungai ini hampir membentuk sudut 900 terhadap sungai induknya dengan panjang yang relatif sama.


3) Pola aliran rektangular

Terbentuk akibat adanya patahan atau rekahan pada permukaan suatu area. Juga memiliki geometri berbentuk persegi dengan sudut 900

Berbeda dengan trelis, pola ini sangat dipengaruhi oleh keberadaan struktur batuan sehingga terkadang tidak ada jaringan antarsungai. Ruang antar sungai memiliki jarak lebih lebar antara sungai satu dengan berikutnya.

4) Pola aliran paralel

Pola aliran sungai yang arah alirannya hampir sejajar dengan sungai induk. Terbentuk di daerah dengan batuan seragam dengan kemiringan yang sama. Umumnya terbentuk di wilayah pesisir yang sempit atau lereng perbukitan yang panjang.


5) Pola aliran radial sentripetal

Terbentuk pada sungai-sungai dari arah yang berbeda bertemu didalam satu cekungan, seperti laut pedalaman, danau, atau cekungan struktural

6) Pola aliran radial sentrifugal

Pola aliran yang ditemukan di daerah topografi seperti kubah, bukit terisolasi, atau kerucut vulkanik dengan lereng divergen yang ditemukan disemua arah. Daerah aliran sungai berasal dari puncak topografi dan menyebar ke segala arah dari atas dataran tinggi.


7) Pola anular

Pola anular melingkar menunjukkan aliran konsentrasi sungai disekitar dataran tinggi. Umumnya terjadi ketika batuan keras dan lunak tersusun dalam bentuk konsentris di sebuah struktur seperti kubah.


8) Pola pinnate

Pola pengaliran anak-anak sungai yang bermuara ke sungai indukmembentuk sudut lancip. Banyak ditemui di daerah yang memiliki lereng tinggi dan curam.


d. Manfaat sungai bagi kehidupa manusia

1) Menampung dan mengalirkan air hujan.

2) Pembangkit listrik.

3) Pusat dari ekosistem.

4) Sumber mata pencaharian.

5) Sebagai tempat wisata.

6) Sumber air kehidupan.

7) Pencegah banjir.


2. Daerah Aliran Sungai (DAS)

Daerah Aliran Sungai (Drainage Area Riverbasin) yang disingkat menjadi DAS adalah bagian dari muka bumi yang airnya mengalir ke dalam sungai tertentu. Adapun pengertian lain, Daerah Aliran Sungai adalah wilayah tampungan air hujan yang masuk ke dalam wilayah air sungai.

Jadi suatu sungai beserta anak-anak sungai membentuk satu daerah aliran. Misalnya, sungai Ci Manuk dengan anak-anak sungainya disebut Daerah Aliran Sungai Ci Manuk.

Daerah yang memisahkan antara DAS yang satu dengan DAS yang lainnya merupakan daerah punggungan dinamakan watershed atau stream devide (igir).

Untuk melestarikan suatu bendungan agar tidak cepat mengalami proses pendangkalan, maka DAS tersebut harus dihijaukan. Besar kecilnya air sungai bergantung luas tidaknya daerah aliran dan besar sedikitnya curah hujan di DAS tersebut.

DAS merupakan daerah penangkapan air hujan (catchment area).


Pembangunan pertanian, pemukiman, dan industri, tidak dapat dilepaskan dari kebutuhan sumber daya air. Sebagai akibat pemanfaatan air tersebut, DAS akan menampung buangan limbah akibat pembangunan tersebut sehingga terjadilah pencemaran (polusi) air.

Pentingnya pengelolaan DAS jelas berkaitan dengan penyediaan air bersih, mengamankan sumber air dari pencemaran, mencegah banjir dan kekeringan, mencegah erosi, serta mempertahankan dan mening katkan kesuburan tanah.


3. Danau 

Bentang perairan darat yang juga banyak kita jumpai adalah danau. Secara sederhana, danau dapat diartikan sebagai suatu cekungan muka Bumi yang secara alamiah terisi oleh massa air (umumnya air tawar) dalam jumlah relatif besar. Sebagian besar sumber air yang mengisi cekungan danau berasal dari air hujan dan aliran sungai yang bermuara ke danau yang bersangkutan. Pada beberapa wilayah yang memiliki tingkat penguapan sangat tinggi, kita jumpai danau yang airnya memiliki kadar garam atau salinitas tinggi. Contoh danau air asin, antara lain Great Salt Lake, Laut Kaspia, dan Laut Mati.

Lalu tahukah Kalian tentang macam-macam danau?

Berdasarkan proses terbentuknya, danau dibedakan menjadi tujuh macam, yaitu sebagai berikut.

a. Danau Tektonik yaitu danau yang terjadi akibat adanya proses tektonik yang mengakibatkan dislokasi lapisan batuan, seperti lipatan, dan patahan. Pada bagian muka Bumi yang mengalami pemerosotan diisi oleh air. Contoh danau tektonik yang terdapat di Indonesia antara lain Danau Poso, Towuti, Singkarak, Tempe, dan Takengon.

b. Danau Vulkanik yaitu jenis danau yang terletak pada bekas lubang kepundan (kawah) sebuah gunungapi, seperti Danau Kelimutu, Kerinci, Rinjani, Telaga Warna, dan Danau Batur.


c. Danau Tekto-vulkanik merupakan jenis danau yang terbentuk dari gabungan proses tektonik dan vulkanik, misalnya Danau Toba.

d. Danau Karst (Dolina) yaitu danau yang biasa dijumpai di wilayah berbatu gamping sebagai akibat pelarutan batu kapur yang membentuk cekungan-cekungan yang terisi air.

e. Danau Glasial yaitu jenis danau yang terbentuk akibat erosi oleh gletser. Jenis danau glasial banyak dijumpai di wilayah sekitar kawasan iklim kutub. Contoh danau glasial antara lain Danau Ontario, Danau Superior, Danau Mc. Kanzie, Danau Michigan, dan Danau St. Laurence di sekitar Amerika Serikat dan Kanada.

f. Cirques yaitu danau yang airnya berasal dari pencairan es.

Cirques banyak dijumpai di wilayah pegunungan tinggi yang sebagian tubuhnya tertutup massa es.

g. Danau Buatan atau sering disebut Bendungan (Waduk).

Seperti halnya sungai, danau merupakan wahana sumber daya air yang dapat kita manfaatkan bagi kebutuhan hidup manusia. Selain untuk memenuhi kebutuhan air bersih, dalam sektor perikanan danau adalah salah satu sumber penghasil ikan air tawar yang cukup potensial. Contoh danau di negara kita sebagai penghasil ikan air tawar

Pemanfaatan Danau

1) Merupakan tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora maupun fauna yang bersifat penting. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa danau merupakan tempat hidup berbagai jenis flora dan fauna.

2) Merupakan sumber air bersih yang dimanfaatkan oleh masyarakat yang berada di lingkungan sekitarnya. Air yang ada di danau merupakan air yang bersih. Apabila danau tersebut merupakan jenis danau air tawar, maka air danau tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kepentingan, diantaranya rumah tangga, industri, maupun pertanian (untuk mengairi lahan persawahan atau ladang).

3) Sebagai sumber listrik. Air danau juga dapat dijadikan sebagai sumber pembangkit listrik, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Air.

4) Sarana rekreasi keluarga.Di danau terdapat banyak aktivitas yang dapat dilakukan, seperti memancing, berkeliling danau menggunakan perahu, maupun sekedar menikmati pemandangan alam yang ada di sekitarnya.

5) Sebagai sarana edukasi. Ekosistem danau juga mempunyai fungsi sebagai sarana edukasi atau pendidikan tentang ketergantungan makhluk hidup terhadap lingkungannya. Danau dapat dijadikan sebagi objek penelitian tentang ekosistem, kualitas air danau, dll.


4. Rawa

Rawa (swamp/marsh) adalah tanah basah yang selalu digenangi air secara alami karena sistem drainase (pelepasan air) yang jelek atau letaknya lebih rendah dari daerah sekelilingnya.

Rawa-rawa biasanya ditumbuhi oleh vegetasi dan selalu berlumpur. Rawa-rawa di Indonesia terdapat di sekitar muara-muara sungai yang besar dan rapat, seperti di Pulau Sumatra bagian timur, Kalimantan sebelah barat, selatan, dan bagian timur, serta Papua sebelah barat dan selatan. Sebagian rawa-rawa tersebut terpengaruh oleh pasang naik dan pasang surut air sungai terdekat sehingga air tidak begitu asam. Ada juga air rawa yang sama sekali tidak mengalir sehingga airnya sangat asam.

Pada rawa-rawa yang airnya asam, tidak terdapat kehidupan binatang.


Karakteristik rawa antara lain :

1. Air rawa adalah airnya asam dan berwarna coklat tampak kehitam- hitaman.

2. Air rawa disekitar pantai sangat dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut.

3. Pada saat air laut pasang permukaan rawa banyak tergenang dan saat air surut, daerah ini kering.

4. Rawa di tepi pantai banyak ditumbuhi oleh Pohon Bakau sedangkan yang ada di daerah pedalaman banyak ditumbuhi Palem Nipah (sejenis palem).

5. Kadar keasaman airnya tinggi.

6. Airnya tidak dapat di minum.

7. Dasar rawa terdapat tanah gambut.

a. Klasifikasi Rawa

1) Berdasarkan Tingkat Genangan Airnya

a) Rawa yang Selalu Tergenang

Adalah rawa yang tidak pernah kering sepanjang tahun, terbentuk oleh genangan air hujan atau air tanah yang tidak mempunyai pelepasan. Air di rawa tersebut sangat asam dan berwarna kemerah-merahan. Di rawa tersebut hampir tidak ada organisme yang dapat hidup.

b) Rawa yang Tidak Selalu Tergenang

Jenis rawa ini memperoleh pergantian air tawar yang berasal dari limpahan air sungai saat terjadi pasang naik air laut. Proses pergantian air yang senantiasa berlangsung mengakibatkan kondisi air di wilayah rawa tidak terlalu asam sehingga beberapa jenis hewan dan tanaman mampu hidup dan beradaptasi dengan wilayah ini.

Jenis flora khas yang tumbuh di wilayah rawa antara lain mangrove, nipah, dan rumbia. Penduduk yang tinggal di sekitar kawasan pantai biasa memanfaatkan wilayah rawa ini dengan budidaya sawah pasang surut.

2) Berdasarkan Kondisi Air dan Jenis Tumbuhan Yang Hidup

1) Swamp

Menyatakan wilayah lahan, atau area yang secara permanen selalu jenuh air, permukaan air tanahnya dangkal, atau tergenang air dangkal hampir sepanjang waktu dalam setahun. Air umumnya tidak bergerak, atau tidak mengalir (stagnant), dan bagian dasar tanah berupa lumpur. Pada umumnya daerah ini ditumbuhi flora seperti lumut, rumput- rumputan, semak-semak, dan tumbuhan jenis pohon.

2) Marsh

Rawa yang genangan airnya bersifat tidak permanen, namun mengalami genangan banjir dari sungai atau air pasang dari laut secara periodik, dimana debu dan liat sebagai muatan sedimen sungan seringkali diendapkan. Tanahnya selalu jenuh air, dengan genangan relatif dangkal. Marsh biasanya ditumbuhi berbagai tumbuhan akuatik, atau hidrofitik, berupa lumut dan rumput, seperti sejenis rumput rawa berbatang padat, yang batangnya dapat dianyam menjadi tikar, topi, atau keranjang.

3) Bog

Rawa yang tergenang air dangkal, dimana permukaan tanahnya tertutup lapisan vegetasi yang melapuk, khususnya lumut sebagai vegetasi dominan, yang menghasilkan lapisan gambut (bereaksi) masam.

4) Rawa Pasang Surut

Rawa pasang surut merupakan rawa yang jumlah kandungan airnya selalu berubah-ubah (pasang surut), hal ini dikarenakan oleh adanya pengaruh pasang surutnya air laut. Bakau adalah tanaman yang sering ada di daerah ini.


AIR TANAH

Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat di dalam ruang antara butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akuifer. Air tanah dapat disebut aliran yang secara alami mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi aliran air tanah

1) Tingkat porositas tanah dan batuan

Porositas tanah adalah ruang volume pori-pori tanah yang dapatmeoloskan air dari satu lapisan ke lapisan yang lain.

2) Kemiringan lereng

Lereng yang miring memiliki tingkat infiltrasi lebih tinggi daripada lerengyang landai atau lereng yang datar. Air hujan yang jatuh di wilayah dataran tinggi lebih cepat bergerak sebagai air larian (run off), sedangkanair yang jatuh di wilayah datar lebih banyak meresap melalui pori-poritanah.

3) Tingkat kelembaban tanah

Tanah kering memiliki kemampuan untuk menyerap air lebih banyak dibanding dengan tanah yang lembap atau basah.

b. Klasifikasi air tanah

1) Beradasarkan letaknya

a) Air tanah freatis

Air tanah ini terjadi karena adanya penyerapan air dari permukaan tanah. Air tanah ini dimanfaatkan manusia dalam bentuk sumur dangkal dengan kedalaman 15 – 30 meter. Air tanah ini volume nya tergantung dengan musim. Ketika musim penghujan, volumenya akan banyak, namun ketika musim kemarau, volumenya akan sedikit.

Air tanah permukaan disebut juga freatik atau air tanah dangkal. Air tanah ini berada di atas permukaan batuan kedap air.

Lapisan kedap air merupakan lapisan yang sulit dilalui air tanah. Contoh dari jenis lapisan itu adalah lapisan lempung. Lapisan kedap air disebut pula lapisan impermeable.

Sebaliknya, lapisan tidak kedap air memiliki sifat mudah dilalui air. Lapisan ini disebut sebagai lapisan permeable. Contoh lapisan permeable adalah pasir kerikil.

b) Air tanah artesis

Air yang terperangkap diantara dua lapisan kedap air. Letaknyajauh di dalam tanah. Untuk pemanfaatan perlu dibuat sumur artesis atau sumur bor.

2) Berdasarkan asal-airnya

a) Air tanah meteorik

Air tanah yang airnya berasal dari hujan dan gletser.

b) Air tanah tubir

Air tanah yang airnya berasal dari dalam perut bumi, seperti airtanah yang tersimpan di dalam batuan sedimen.

c) Air tanah juvenile

Mata air panas yang naik ke permukaan karena gas-gas magma yang dilepaskan

d) Air tanah fosil

Air tanah yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan dan tetap tinggal dalam batuan tersebut sejak penimbunan terjadi.

Manfaat air tanah bagi manusia

1) Sebagai bagian dari siklus hidrologi.

2) Memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti memasak dan mencuci.

3) Membantu proses produksi pada industri kecil atau industri rumah tangga.

4) Sebagai sumber irigasi pertanian, yang dialirkan melalui sumur bor.


Konservasi Air Tanah

a. Pengertian Konservasi Air Tanah

Konservasi air tanah adalah upaya memelihara keberadaan sertakeberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi air tanah agar senantiasa dalamkuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.

b. Konservasi Air Tanah

Konservasi air tanah antara lain mencakup kegiatan sebagai berikut :

1) Perlindungan air tanah

Upaya perlindungan air tanah dapat dilakukan dengan menetapkankawasan lindung air tanah pada suatu wilayah cekungan air tanah atau kawasan sempadan mata air.

2) Pelestarian air tanah

Upaya – upaya pelestarian air tanah dapat berupa kegiatan pelestarianfungsi daerah imbuhan air tanah dengan vegetasi (reboisasi, pembuatan hutan kota, dan pembuatan jalur hijau), dan teknologi (pembuatan sumur resapan air hujan) serta membuat peraturan tentang luasan lahan bangunan.

3) Pengawetan air tanah

Upaya- upaya yang dapat dilakukan untuk pengawetan air tanah,antara lain menghemat penggunaan air tanah, sosialisasi gerakan hemat air, pemanfaatan air tanah untuk air minum menjadi prioritas utama


C. Rangkuman

Perairan darat adalah semua bentuk air yang terdapat di daratan. Air dapat berupa benda cair atau benda padat (es dan salju), sedangkan yang banyak dimanfaatkan oleh manusia berwujud cair yaitu berupa air, baik air permukaan, air tanah, sungai, danau, dan sebagian air rawa.

Perairan darat di permukaan, meliputi ;

1) Sungai

2) Daerah Aliran Sungai (DAS)

3). Danau

4). Rawa

Perairan di bawah permukaan dinamakan air tanah.

Konservasi air tanah adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi air tanah agar senantiasa dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.

Konservasi air tanah antara lain mencakup kegiatan sebagai berikut :

1) Perlindungan air tanah

2) Pelestarian air tanah

3) Pengawetan air tanah

Konservasi DAS adalah upaya-upaya pelestarian lingkungan DAS dengan tetap memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan pada saat itu dengan cara tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen ekosistemnya untuk pemanfaatan di masa yang akan datang.

Posting Komentar untuk "X 3.7 (C) Dinamika Perairan Darat"